Ada Naga Raksasa di Kalimantan

Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, gempar dengan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter, dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.

Ular raksasa yang diyakini masyarakat Suku Dayak sebagai naga itu terlihat pada Jumat (29/1). Saat itu sebuah longboat dari Long Bagun menuju Long Pahangai. Longboat tiba siang hari di Kampung Long Tuyuq, hulunya Riam Haloq. Saat itulah penumpang longboat melihat sepasang ular raksasa melintas di permukaan Sungai Mahakam dari arah berlawanan.
Karena takut diserang, pengemudi longboat segera menepikan longboat ke tepi sungai karena khawatir menjadi korban. “Ternyata kedua naga itu berjalan terus dan tidak merasa terganggu kehadiran longboat,” tutur Dodik, yang mendengar cerita dari keluarganya di Mahakam Ulu.
Kesempatan itu dimanfaatkan para penumpang untuk memotret sepasang ular itu menggunakan ponsel berkamera. Di wilayah Kubar sendiri foto ular raksasa itu telah tersebar dan masyarakat menjadi heboh.
Menurut seorang warga Kampung Lutan, Kecamatan Long Hubung, ada dua naga yang terlihat. Satu naga diyakini berjenis jantan karena memiliki dua tanduk. Naga lainnya betina karena tidak bertanduk. Kedua ular berkulit hitam dan memiliki empat kaki. Panjang tubuhnya sekitar 40 meter dengan diameter 60 sentimeter.
Ia menambahkan, sebelumnya di Long Tuyoq bahkan ada seorang warga dan anaknya yang sedang berburu babi melihat ular raksasa tersebut. Begitu kagetnya, sang anak sampai tidak bisa berbicara hingga kini.
Munculnya binatang raksasa yang diyakini warga hulu Sungai Mahakam Kalimantan Timur sebagai naga ini dibenarkan oleh drs Toni Imang, Kabag Sosial, Kabupaten Kutai Barat. “Kebetulan yang disebut dalam berita itu adalah kampung halaman saya,” katanya menjawab Kompas saat dihubungi via ponselnya, Jumat (5/2).
“Di masyarakat kami di pedalaman hulu Mahakam, binatang itu namanya lengian atau naga air. Sejak saya masih kecil, saya sudah mendengar cerita semacam itu. Secara fisik, saya belum pernah melihat binatang itu. Tetapi telapak naga yang ditinggalkan saat binatang seperti itu melintasi daratan, sawah, atau kolam saya pernah melihat,” katanya.
Areal yang dilewati binatang itu biasanya rusak, pematang sawah hancur, tembok-tembok kolam juga terbelah. “Bebatuan saja bisa berantakan. Kami dulu berpikir, apakah terjadi gempa bumi? Mengapa hanya di daerah dekat-dekat sungai atau air, dan sangat lokal yang rusak,” katanya.
Toni mendeskripsikan binatang seperti itu sungguh besar dan dianggap binatang ajaib oleh masyarakat setempat. Namun, kehadiran naga raksasa belum pernah terdokumentasi dalam rupa tulisan atau gambar, masih sebatas kabar dari mulut ke mulut. “Jangankan melihat, mendengar namanya saja kami sudah takut,” katanya.
Saat ditanya, apakah kemunculan naga raksasa terkait dengan bakal terjadinya bencana atau banjir, Toni Imang mengatakan tidak tahu. “Wah, apa sejauh itu?” katanya.
Ketika ditanya, apakah binatang itu muncul ke air karena mencari habitat baru atau karena terusik, dia mengatakan sangat mungkin karena di pegunungan mereka kekurangan air. “Biasanya mereka tinggal di gua-gua atau anak-anak sungai di hulu. Ketika menjadi besar, binatang itu kemudian mencari habitat baru yang lebih baik,” katanya.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kemunculan naga menjadi pertanda akan datangnya hujan lebat disertai banjir tiga hari kemudian. Entah kebetulan atau tidak, hujan lebat mengguyur daerah itu sejak Senin (1/2) hingga Rabu (3/2).
Akibatnya air Sungai Mahakam meluap dan memicu banjir di beberapa kecamatan di sepanjang Sungai Mahakam, di antaranya Long Bagun, Laham, Long Hubung, Long Iram, Tering, Melak, Muara Pahu, Penyinggahan, dan Mook Manaar Bulat.
Sebelumnya, pada Februari 2009, Kalimantan menghebohkan dunia akibat beredarnya foto-foto udara yang memperlihatkan ular raksasa tengah melintas di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, Malaysia.
Dalam foto itu sebuah benda mirip ular merenangi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter pada 11 Februari 2009. Foto itu menjadi perdebatan.
Kalimantan memang ular-ular berukuran besar. Namun, selama ini ular besar yang ditemukan baru sejenis sanca atau piton, yang oleh masyarakat Kalimantan disebut ular sawah. Panjangnya biasanya hanya belasan meter.
Namun, ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, itu jauh lebih panjang dan besar dibandingkan dengan temuan piton. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter.
Keaslian foto itu menjadi perdebatan. Namun, berita ular raksasa itu sempat menarik perhatian media besar seperti New Straits Times (Malaysia) dan The Telegraph (Inggris). (Sumber: tribun/surya/kompas/ Foto: tribun)

Tidak ada komentar:

Blog Archive

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...